Meninggalkan Masa Lalu, Menjalani Masa Kini, Menuju Masa Depan (Filipi 3 : 7 - 14)


Seberapa banyak dari kita yang sulit melupakan dan meninggalkan masa lalu?

Pengantar
Paulus dengan masa lalunya
Filipi 3 : 5 & 6 dengan jelas mencatat bagaimana kehidupan Paulus sebelum ia bertobat.
...”disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.”...
Kenyataan hidupnya yang kelam di masa lalu, membuatnya sadar untuk mau menjalani kehidupan yang baru dalam pertobatan agar dapat melayani Kristus dengan sepenuhnya dan seutuhnya tanpa takut dibayang-bayangi masa lalunya.

Isi
Pernyataan Paulus dalam konteks bacaan ini menunjukkan bagaimana dirinya bisa terlepas dari masa lalu nya. ada beberapa catatan yang dapat kita pelajari dari cara pandang Paulus dalam "sejenak menoleh pada jalan yang telah ditempuh" menuju "terangNya yang ajaib"

1. Masa Lalu tidak berarti lagi
(ay. 7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.

Apa yang dahulu pernah terjadi di dalam kehidupan Paulus, tidak lagi berarti baginya saat ini. Ia sadar betul, bahwa apa yang telah terjadi di masa lalu nya merupakan sesuatu hal yang salah dan tidak pantas dipertahankan, terlebih karena Kristus telah menebus & menyelamatkannya. 2 Korintus 5:17 "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."

2. Buang dunia, ambil Kristus!
(ay. 8 & 9) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

Kristus cukup bagiku (Christ is enough for me), begitulah pikir Paulus. Dalam hal ini ia bukan bermaksud menyalahkan Kristus dalam transformasi kehidupannya, melainkan sebaliknya, ia sungguh mengucap syukur karena mendapat pengenalan yang benar akan Allah dalam diri Yesus Kristus, membuatnya berubah. Buang dunia, ambil Kristus adalah suatu keputusan yang tepat untuk dilakukan. Lebih baik membuang sampah, yang merugikan, dan yang tak berarti itu, untuk mendapatkan sesuatu yang jauh lebih mulia.

…“Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”… - Galatia 2:20

3. Fokus pada Tujuan yang Mulia
(ay. 10 & 11) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.

Apa tujuan hidupmu? (What are you living for?). 1 Korintus 8:6a yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup,".  Untuk inilah kita hidup (this is what we live for). Ingat tujuan mulia hidup kita. Kita bukan berasal dari dunia ini dan pada akhirnya nanti kita akan kembali kepadaNya untuk mempertanggung-jawabkan segala hal yang telah kita lakukan di dunia ini. Tetap fokus akan tugas panggilan, pelayanan, dan pengutusan kita selama di dunia ini. Wujudkan kemuliaan Allah dalam hidup baru kita ini hingga akhirnya kita beroleh kehidupan yang kekal, bersatu denganNya dalam kemuliaan.

4. Semuanya karena Tuhan
(ay. 12) Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.

Roma 3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”. Tidak ada satupun manusia yang dapat menyelamatkan dirinya sendiri, kalau bukan karena kasih karunia Allah sendiri lewat anakNya, Yesus Kristus. Hanya Dialah yang sanggup melepaskan kita dari bayang-bayang masa lalu yang kelam dan hanya Dialah yang bisa “menangkap” kita untuk mengembalikan ke jalan yang benar.

Sering kita bertanya-tanya, mengapa harus saya Tuhan yang mengalami hal ini sementara banyak orang di luar sana yang hidupnya masih baik-baik saja meski bergumul dalam dosa. Mari perhatikan bersama, kalau Tuhan “menangkap” mu, maka bersyukurlah! Ia menyayangimu sebagai milik ciptaanNya, disaat banyak orang di luar sana yang tetap berkotak dalam masa lalu. Bersyukurlah karena kita diubahkan dan dipulihkanNya, meski harus mengalami kejatuhan sesaat, karena hanya dengan cara itulah kita dapat menjalani masa kini demi masa depan kita seturut kehendakNya.

Penutup
Tuhan tau siapa kita.  Kita sebagaimana Dia memanggil kita (Who You say I am). Tidak peduli bagaimana tanggapan orang terhadap kita. Entah apa yang mereka katakan terhadap kita, kita tetap berharga di mataNya. Yesaya 43:4aOleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau,”.

Iblis mengenal nama kita, tetapi memanggil kita dengan dosa kita. Sedangkan Allah mengenal dosa kita, tetapi memanggil kita dengan nama kita. Yesaya 43:1b "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus Engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku". Allah mana yang seperti Allah kita? yang sanggup mengembalikan domba yang hilang dan mengumpulkan mereka yang terbuang?

Entah seberat apapun masa lalu kita. Dosa yang keji dan aib yang begitu tercela, tidak ada yang lebih besar daripada kemuliaan Allah kita. Ia sanggup memulihkan kita kembali, mengangkat kita untuk siap memberikan masa depan yang penuh harapan.  Bukankah Yesus telah mati terlebih dan turun ke dalam kerajaan maut untuk dapat bangkit dan memberi kita kemenangan? Sehingga kita tidak perlu takut dan kuatir meski kita harus jatuh dan terpuruk?

Belajar dari Paulus, marilah kita mulai mencoba menjalani hari-hari ke depannya tanpa takut dibayangi masa lalu. Mari berdamai dengan masa lalu. Meskipun berat, tidak ada salahnya bagi kita untuk mulai mencoba bangkit dari masa lalu, untuk siap menjalani masa kini, demi masa depan kita. Amin.

Selamat Menjalani Hidup Dalam Tuntunan Roh Kudus
Tuhan Yesus Memberkati

..."aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus."...
Rasul Paulus, Filipi 3 : 13 & 14

- Mauritz Nicolaas Wattimena, Mar '19

Comments

Popular Posts